Peran Petugas Pengambil Contoh dalam Pengawasan Mutu Produk Hortikultura

By Abdi Satria


nusakini.com-Bogor-Pangan merupakan kebutuhan utama dan mendasar bagi manusia. Ketahanan pangan merupakan upaya memenuhi kebutuhan dasar manusia secara adil, merata dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan. Kondisi yang diharapkan adalah terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan. Ini meliputi syarat kecukupan baik jumlah maupun mutu, memiliki standar keamanan, bergizi dan tentunya menyehatkan.

Sebagai upaya menciptakan tenaga Pembina dan Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) berkompeten, Ditjen Hortikultura menyelenggarakan Pelatihan Petugas Pengambilan Contoh (PPC) yang dilaksanakan beberapa hari lalu di Bogor. Tujuannya adalah menciptakan tenaga PMHP yang mahir dalam pengawasan mutu produk hortikultura dalam setiap rantai pasokan. Hal ini sesuai dengan tupoksi PMHP guna melakukan pengawasan, pengujian, serta pengembangan sistem dan metode pengawasan mutu hasil pertanian sesuai standar.

Salah satu butir yang dilakukan adalah pengambilan contoh. PPC merupakan petugas dari laboratorium penguji yang disertifikasi oleh lembaga sertifikasi personal petugas pengambil contoh sesuai pedoman Badan Standardisasi Nasional.

Pelatihan PPC di lapangan dimaksudkan untuk memberi pembekalan tentang teknik sampling, preparasi, quality control dan pelaporan sampling sehingga hasil pengujian/ inspeksi akurat dan dapat memenuhi standar. Pelatihan ini sangat berguna terutama bagi industri dan instansi pemerintah. Kegiatan ini bertujuan mempermudah pelaksanaan sampling baik yang bertujuan untuk inspeksi maupun untuk pengujian produk pangan.

"Metode yang diajarkan dalam pelatihan berupa pemberian materi, diskusi kasus, praktek dan presentasi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan standar internasional seperti CODEX," ujar Ivone Frenandez, salah satu pengajar.

Salah satu peserta dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabanan, Vonny Tanone menyampaikan bahwa teknik dan metode pengambilan contoh yang dipelajari akan sangat membantu tugas sehari-hari dalam melakukan pengawasan mutu. Pengawasan tersebut meliputi produk yang beredar di pasaran, di collecting house milik gapoktan maupun packing house yang ada di eksportir.

"Saat ini di Tabanan sudah banyak eksportir, khususnya manggis untuk pasar ekspor ke China,"Ujar Vonny.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura, Yasid Taufik, ditemui terpisah mengharapkan kegiatan tersebut dapat meningkatan pengetahuan dan kapabilitas fungsional PMHP sebagai petugas pengambil contoh di lapangan. 

"Selain itu diharapkan dapat memberikan kepercayaan diri bagi para pelaku bisnis pertanian dalam mengambil keputusan berdasarkan pengujian dan inspeksi," ujar Yasid.(p/ab)